jump to navigation

“Manusia dan Al-Qur’an”, Materi Ngaji-Mod Edisi 26 Muharrom 1432 H Januari 2, 2011

Posted by NgajiMod in Tidak Dikategorikan.
trackback

Manusia dan Al-Qur’an

by: Mas Agus Priyono*

Download artikel lengkapnya disini

Bulan (Ramadhan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ( Surat Al Baqoroh : 185 )

Menurut Islam, manusia bukan sekadar “homo erectus-berkaki dua” yang dapat bicara dan berkuku lebar. Al-Qur’an, di samping menyanjung, juga memandang rendah manusia. Al-Qur’an menggambarkan manusia sebagai makhluk yang lebih unggul daripada langit, bumi dan para malaikat, dan sekaligus menyatakan bahwa manusia bahkan lebih rendah daripada setan dan binatang buas. Al-Qur’an berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki cukup kekuatan untuk mengendalikan dunia dan memperoleh jasa para malaikat, namun manusia juga sering kali terpuruk. Manusialah yang mengambil keputusan tentang dirinya sendiri dan yang menentukan nasibnya.

Mas Yusron membacakan Tafsir Ibnu Katsir, QS- Al-An'am 93-94

Pak Agus menyampaikan materi tentang Manusia dan Al-Qur'an sedangkan Pak Dian sebagai penasehat duduk dibelakangnya

Pak Heru, bersama kedua "bodyguard"nya

 

Serius mendengarkan materi, Andhy dengan gaya khas Arek Kulonprogo 🙂

Pak Andik (paling kanan) beserta murid-muridnya

 

(mungkin) Mbak Dede sedang menjelaskan bagaimana membuat sayur asem ala thailand yang enak, jazakumullohukhoir ya Mbak Atas konsumsinya ..., sayang sayur asemnya ga sempat difoto

 

Akhwat NgajiMod

Sisi Positif Manusia

1.   Manusia adalah wakil (khalifah) Allah SWT di muka bumi.

Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi orangyang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucihan Engkau? Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-Baqarah: 30)

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa di muka bumi, dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. (QS. al-An’âm: 165)

2. Di antara seluruh ciptaan, manusia memiliki kemampuan yang paling tinggi untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu:

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar!” Mereka menjawab: “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” Allah berfirman: “Hai Adam, beritahulah mereka nama benda-benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama benda-benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS. al-Baqarah: 31-33)

3. Fitrah manusia itu sedemikian rupa sehingga secara intuisi manusia tahu bahwa hanya ada satu Allah SWT. Kalau manusia tidak percaya dan ragu, maka hal itu abnormal dan merupakan penyimpangan dari fitrahnya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (QS. al-A’râf: 172) Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (QS. ar-Rûm: 30)

4. Selain unsur-unsur material yang ada dalam materi non-organis, tumbuhan dan binatang, dalam fitrah manusia ada satu unsur ilahiah dan malaikat juga.

Yang membuat segala sesuatu yang Dia dptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan he dalam (tubuh)-nya roh (ciptaan)-Nya. (QS. as-Sajdah: 7-9)

5.  Penciptaan manusia dilakukan dengan perhitungan yang matang, bukan kebetulan. Manusia adalah makhluk pilihan:

Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. (QS. Thâhâ: 122)

Manusia dituntut untuk memperbaiki bumi dengan upaya dan prakarsanya, dan dituntut untuk memilih kesejahteraan atau kesengsaraan. Al-Qur’an memfirmankan:

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh. (QS. al-Ahzâb: 72)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus. Ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. al-Insân: 2-3)

6. Manusia memiliki martabat dan kemuliaan. Allah SWT telah menjadikan manusia unggul atas banyak makhluk-Nya. Manusia baru dapat merasakan bagaimana Sesungguhnya dirinya itu kalau mewujudkan martabat dan kemuliaannya serta memandang dirinya tak pantas diperbudak dan tak layak berbuat buruk:

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. al-Isrâ’: 70)

7.  Manusia mendapat anugerah berupa cita rasa wawasan moral. Manusia tahu mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan ilham alamiah:

Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepadajiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. asy-Syams: 7-8)

8.  Manusia tidak akan pernah cukup, tenang, atau puas dengan apa pun, kecuali kalau dia mengingat Allah SWT. Hasratnya tak ada ujungnya. Manusia cepat jenuh dengan apa pun yang didapatnya. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT sajalah manusia baru dapat menenteramkan atau memuaskan dirinya:

Hanya dengan mengingat Allah sajalah hati menjadi tenteram. (QS. ar-Ra’d: 28)

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, makapasti kamu akan menemui-Nya. (QS. al-Insyiqâq: 6)

9.  Segala yang baik di bumi ini telah diciptakan untuk manusia. Al-Qur’an memfirmankan:

Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (QS. al-Baqarah: 29)

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya. (QS. al-Jâtsiyah: 13)

10.     Manusia telah diciptakan untuk beribadah kepada Tuhannya saja dan untuk menerima perintah dari-Nya. Karena itu manusia berkewajiban menaati perintah Allah SWT:

Dan Aku tidak mendptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. adz-Dzâriyât: 56)

11.     Manusia tak mungkin ingat siapa dirinya, kecuali kalau dia beribadah dan ingat kepada Tuhannya. Jika dia lupa Tuhannya, berarti dia lupa dirinya, dan berarti dia tak tahu siapa dirinya, untuk apa dirinya diciptakan, apa kewajibannya dan hendak ke mana dia. Al-Qur’an memfirmankan:

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. (QS. al-Hasyr: 19)

12.    Ketika manusia meninggal dunia, dan saat itu tirai jasmani yang menutupi roh atau jiwanya tersingkapkan, maka dia akan melihat dengan jelas banyak realitas yang sekarang ini gaib. Al-Qur’an memfirmankan:

Maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka pengtihatanmu pada hari itu amat tajam. (QS. Qâf: 22)

13.    Bukan keuntungan materi saja yang diupayakan untuk dicapai oleh manusia. Memenuhi kebutuhan hidup akan materi bukanlah satu-satunya motivasi manusia. Manusia sering melakukan sesuatu untuk tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Mungkin saja semua upayanya hanyalah untuk mendapatkan rida Penciptanya. Al-Qur’an memfirmankan:

Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. (QS. al-Fajr: 27-28) Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki maupun perempuan (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (men­dapat) tempat-tempat yang bogus di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah adalah lebih besar. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. at-Taubah: 72)

Sisi Negatif Manusia

Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh. (QS. al-Ahzâb: 72)

Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat. (QS. al-Hajj: 66)

Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. al-‘Alaq: 6-7)

Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (QS. al-Isrâ’: 11)

Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat) seakan-akan dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (QS. Yunus: 12) Dan adalah manusia itu sangat kikir. (QS. al-Isrâ’: 100)

Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (QS. al-Kahfi: 54)

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan, dia amat kikir. (QS. al-Ma’ârij: 19-21)

Apakah Manusia pada Dasarnya Baik atau Buruk?

Faktanya adalah Al-Qur’an memuji dan mencela manusia. Al-Qur’an berpandangan bahwa secara potensial manusia memiliki seluruh poin positif, dan poin positif ini harus diwujudkannya. Manusialah yang harus membangun dirinya. Syarat utama yang harus dimiliki adalah imannya. Iman melahirkan ketakwaan, amal saleh dan upaya sungguh-sungguh di jalan Allah SWT.

“manusia plus iman, bukan manusia minus iman”

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. al-‘Ashr: 1-3)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. al-A’râf: 179)

*) disarikan dr berbagai sumber

Komentar»

1. jhoni - Mei 27, 2011

mari kita tingkatkan iman n taqwa dengan memperbanyak amal sholeh dan berbusana muslim yang baik, mari belanja di http://www.toko-lengkap.com
tempat belanja online termurah dan terpercaya

NgajiMod - September 30, 2011

ok… semoga usahanya lancar dan laris manis ya akhi


Tinggalkan komentar